Pages

Senin, 23 Maret 2020

Kisah Perjalanan Nabi Muhammad Bertemu Allah (Isra Mi'ra)





Isra Miraj adalah peristiwa penting bagi umat Islam. Isra Miraj merupakan perjalanan di malam hari yang dilakukan Nabi Muhammad SAW ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh.

Peristiwa ini terjadi pada 27 Rajab di tahun ke delapan kenabian. Pada tahun 2020 Isra Miraj diperingati pada Minggu (22/3). Kisah Isra Miraj terdapat dalam Al-Quran surat Al Isra.

Isra berarti perjalanan di malam hari, sedangkan Miraj berarti naik atau diangkat ke Sidratul Muntaha. Di malam itu, Rasulullah bersama Malaikat Jibril melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina. Lalu, Nabi diangkat ke langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah.

Perjalanan ini merupakan bentuk hiburan yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad setelah diberikan cobaan berupa ditinggal orang terdekatnya. Istri Nabi, Khadijah dan paman Abu Thalib yang selalu membela Nabi, meninggal dunia.

"Ini merupakan suatu peristiwa yang menunjukkan orang yang beriman sangat disayangi oleh Allah," kata KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi saat mengisahkan Isra Miraj, kepada jamaah nya, beberapa waktu lalu jelang peringatan Isra Miraj.

Saat diangkat ke langit ketujuh, Nabi bertemu dengan malaikat dan nabi-nabi terdahulu. Saat naik ke Sidratul Muntaha, Nabi menemui banyak godaan.

Nabi Muhammad ditawari minuman susu dan khamar. Rasulullah lalu memilih susu yang berarti minuman yang suci, menyehatkan, dan bersih.

Ada pula panggilan dari setan, iblis, dan perempuan penggoda. Nabi juga diperlihatkan sekelompok orang yang menggunting lidahnya sendiri.

Langit pertama

Di Saat Jibril naik ke langit pertama bersamaku dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu? ”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Adam.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit kedua

Kemudian kami naik ke langit kedua.
Lalu Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria.
Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit ketiga

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu. Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?” Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga).
Saya bertemu dengan Yusuf yang telah diberi separuh dari ketampanan (wajah).
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit keempat

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya),“Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad”.
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan Idris.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit kelima

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan Harun.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit keenam

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Langit ketujuh

Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu.
Maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?”
Dia menjawab, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad.”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus.”
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim.
Beliau sedang menyandarkan punggunya ke Baitul Ma’muur.
Setiap hari masuk ke Baitul Ma’muur 70 ribu malaikat yang tidak kembali lagi.
Kemudian Ibrahim pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha.
Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, dia pun berubah sehingga tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya.

Perintah dari Allah

Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 sholat sehari semalam. Kemudian saya turun menemui Musa. Lalu dia bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?”. Saya menjawab, “50 sholat”.

Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan. Karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Israil.”

Maka saya pun kembali kepada Tuhanku seraya berkata, “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk umatku.”

Maka dikurangi dariku 5 salat.

Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 shalat.”

Dia berkata “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.”
Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku dan Musa.

Sampai pada akhirnya Allah berfirman:

“Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 sholat sehari semalam. Setiap sholat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 sholat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya) sedikit pun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan.”

Kemudian saya turun sampai bertemu Musa. Saya ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan.”

Maka saya pun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai saya malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)

Source : cnnindonesia.com , Tribunnews.com

0 komentar:

Posting Komentar